JAKARTA - Kekurangan spesifikasi bangunan yang menyebabkan kegagalan konstruksi ditengarai menjadi penyebab runtuhnya selasar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/1/2018).
“Bisa jadi ada kekurangan spesifikasi atau menyalahi spesifikasi yang menyebabkan kegagalan bangunan itu menjadi salah satu penyebab,” kata Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa dihubungi Antaranews di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Andi menjelaskan konstruksi selasar di setiap gedung memang menggantung, tanpa ada pondasi atau tiang di bawahnya, sehingga dibutuhkan besi beton yang kokoh baik sebagai lantai maupun pengikat ke atap. “Kalau kita lihat di video, ada titik di mana bangunannya tidak kokoh, sehingga ambruknya sampai sedemikian parah. Meskipun saya tidak mau berasumsi terlalu awal ya,” ujarnya.
Padahal, lanjut Andi, selasar seharusnya mampu menampung beban dengan jumlah mahasiswa yang sedang melakukan kunjungan kala itu, mengingat semuanya perempuan dengan berat badan rata-rata 70 kilogram.
Menurutnya, usia bangunan yang diperkirakan 20 tahun seharusnya masih dalam kondisi baik, karena setelah konstruksi, bangunan serupa dapat berumur hingga 50 tahun.
Andi juga menyampaikan penyebab lain yang mungkin terjadi adalah guncangan gempa di Jakarta dengan kekuatan di bawah 5 Skala Richter, yang mungkin menggeser konstruksi. “Memang tidak besar, tapi bisa jadi ada konstruksi yang bergeser,” ungkapnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan selasar maupun gedung, menurut Andi, adalah harus memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan. “Jangan misalnya kebutuhan besi betonnya 10 meter, tapi karena mau murah, jadi pakai yang 7 meter. Kuncinya harus memperhatikan spesifikasi,” tukas Andi.
Selain itu, perlu dilakukan pengecekan konstruksi selama periode lima tahun sekali untuk memastikan kekuatan dan kekokohan gedung pascapembangunan.
Sumber : Antara
Pengecekan bangunan tersebut tak terlepas dari alat yang canggih. Lalu apa alat yang digunakan untuk mengecek kekuatan konstruksi bangunan ?
Hammer Tester
Hammer tester merupakan alat yang digunakan untuk mengecek kekuatan bangunan suatu gedung. Kejadian yang tidak diinginkan seperti berita diatas tentunya dapat dicegah jika melakukan pengecekkan rutin menggunakan hammer tester.
Pelaksanaan Pengujian :
- Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti test hammer.
- Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
- Menentukan titik test.
- Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak
- balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak
- pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak.
Pelaksanaan pengujian :
- letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer test dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akanditest.
- Plunger ditekan secara perlahan - lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat test hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer test.
- Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.
- Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
- Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.