Kualitas dan kuantitas pohon pada hutan kota saat ini semakin berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh semakin terdesaknya kawasan hutan kota menjadi peruntukan lain seperti kawasan industri, perumahan modern (apartemen), perkantoran, kawasan bisnis dan lain sebagainya. Selain peralihan peruntukan hutan kota, berkurangnya kualitas hutan kota juga disebabkan oleh semakin tuanya pohon-pohon di hutan kota sehingga pohon tersebut terserang penyakit dan rusak.
Pohon memiliki persediaan oksigen yang diperlukan makhluk hidup untuk bernafas. Pohon memiliki kemampuan berfotosintesis dengan menyerap karbondioksida di udara dan menghasilkan oksigen. Kemampuan pohon menyerap karbondioksida di udara dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi resiko pemanasan global akibat efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, sekitar 1 hektar pohon di hutan tropis mampu mengubah 3,7 ton karbondioksida menjadi 2 ton oksigen di udara.Pohon berfungsi antara lain sebagai penghasil oksigen dan sekaligus mengurangi karbondioksida. Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas, sementara pohon memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula. Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas karbondioksida yang sangat beracun, bila dalam jumlah yang berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2. Di samping itu pohon juga dapat mengurangi zat pencemar udara yang dihasilkan oleh gas CO dari kendaraan bermotor, asap tebal yang pekat dan mengandung karbondioksida yang dihasilkan dari kegiatan pabrik. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak dapat menimbulkan asap tebal yang mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi.
Keberadaan pohon di hutan kota menjadikan lingkungan lebih nyaman, dan naungan tajuknya menjadikan lingkungan kota lebih nyaman dan sejuk. Selain warna hijau yang menimbulkan efek kesegaran bagi yang melihatnya, proses evapotranspirasi pada pohon juga dapat menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah dan kadar kelembabannya meningkat. Di samping karbondioksida, pohon juga mampu menyerap gas karbon monoksida yang dihasilkan dari hasil pembakaran mesin bermotor dan pabrik di sekitar kawasan industri di perkotaan.
Sebagai makhluk hidup, pohon juga dapat terkena penyakit dan atau tidak dapat tumbuh lagi karena sudah tua. Kondisi ini akan menyebabkan pohon tersebut tumbang. Tumbangnya pohon di hutan kota akan sangat berbahaya, karena letaknya di tengah kota dapat mengakibatkan korban jiwa maupun harta. Pohon tua yang akan tumbang dapat diprediksi dengan cara mengetahui kondisinya saat itu. Pada umumnya pohon yang akan tumbang growong bagian tengahnya akibat penyakit ataupun terserang organisme perusak. Namun, growong di tengah batang kayu ini sulit terdeteksi, karena pohon yang growong tampak normal di bagian luarnya, sedangkan bagian tengahnya sudah lapuk dan tidak memiliki kekuatan menahan beban.
Pada pohon yang hidup atau masih berdiri kondisi kesehatannya sukar diidentifikasi secara kasat mata sehingga sulit diduga apakah pohon tersebut harus ditebang atau dibiarkan hidup. Kenyataannya di wilayah perkotaan banyak ditemui pohon tumbang dan menyebabkan kecelakaan serta menanggung kerugian yang tidak sedikit. Dari hasil pengamatan dapat dikemukakan kejadian pohon tumbang yang menimpa kendaraan yang melintasi jalan yang ditanami pohon besar di kiri-kanannya. Sebagai contoh kejadian pohon tumbang di wilayah DKI Jakarta. Sekitar 65 lokasi pohon tumbang yang tersebar di beberapa titik yaitu 34 titik di Jakarta Selatan, 13 titik di Jakarta Barat, 8 titik di Jakarta Pusat, 6 titik di Jakarta Utara dan 4 titik di Jakarta Timur (Yanuar, 2010).
Gambar 1. Pohon tumbang yang menimpa mobil
Jenis kerusakan yang menyebabkan pohon tumbang ialah penyakit pohon antara lain kanker , lapuk lanjut, luka terbuka, rusak atau cabang mati, percabangan berlebihan atau brum dan daun berubah warna. Jenis yang paling umum selanjutnya didekomposisi KONK atau 47,5 % dari total kasus yang ditemukan, sedangkan kerusakan sedikit adalah jenis kerusakan kanker sebanyak 1,66 %.
Gambar 2. Penampang pohon bercacat yang menyebabkan tumbang.
Salah satu upaya untuk meminimalkan kejadian pohon tumbang adalah memeriksa kondisi bagian dalam dari pohon tersebut pada saat pohon masih berdiri.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) adalah lembaga penelitian di bawah Badan Litbang Kementerian Kehutanan merupakan salah satu lembaga penelitian yang memiliki perhatian terhadap kondisi tersebut. Lembaga ini memiliki alat pendeteksi pohon growong bernama ”Arbosonic” yang khusus dirancang untuk mengetahui kondisi bagian dalam pohon yang sudah lapuk, gerowong dan sebagainya dan dapat menyebabkan pohon tumbang apabila dibiarkan.
Alat ini terdiri dari sensor yang dihubungkan ke pohon menggunakan seperangkat peralatan seperti palu, meteran dial caliper dan lain lain seperti Gambar 3. Kemudian pada ujung logam yang sudah menancap di pohon diberikan pukulan sebanyak 3 kali agar gelombang bunyi dari logam yang satu ditangkap oleh logam lain yang berada di belakangnya. Setelah itu logam dihubungkan melalui sensor ke perangkat komputer. Sebelum alat bekerja terlebih dahulu data yang diperlukan yaitu diameter pohon, jarak antara titik sensor diinput ke komputer. Hasil pemerikasaan dapat dilihat di monitor komputer (laptop) seperti Gambar 4.
Gambar 3. Arbosonic 3D dan perlengkapannya
Gambar 4. Pemeriksaan kondisi pohon menggunakan alat Arbosonic
Deskripsi Alat Arbosonic
Deskripsi |
|
Nama Alat : ArboSonic 3D (FAKOPP Microsecond Timer) |
|
Pembuat : Fakopp Enterprise Bt. |
|
EU tax number : HU22207573 |
|
Negara : Hungary |
|
Microsecond timer - FAKOPP - -no type FAKOPP Microsecond Timer with two SD02 transducers, case, guide: Technical parameters: - time resolution is +/-1.2ms, - low power consumption, long (9V block) battery life, - processor controlled,- low battery indicator, easy to use, - rigid transducers equipped with 60 mm long spike, integrated cable, - RS232 communication. - sensor withdrawal tool. |
|
3D microsecond timer - FAKOPP - with 12 channels, 14 channels, 16 channels |
|
Arborsonic acoustic tomograph - FAKOPP - with 10 channel |
|
Digital scissors caliper - FAKOPP - range 160 cm |
|
Waldmeister caliper - NESTLE - 100cm |
|
Laptop - SAMSUNG - NP400B2B-A01HU |
Saat ini, alat tersebut masih dalam tahap uji coba dan diharapkan dapat digunakan secara konsisten untuk mendeteksi pohon yang growong (Abdurachman, 2014). Gambar 5. Uji coba alat pada pohon hidup di Arboretum Pustekolah Penulis: Abdurahman, STEditor: Ir. Syarif Hidayat, M.Sc, Dr. Krisdianto
Gambar 5. Uji coba alat pada pohon hidup di Arboretum Pustekolah