Kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Provinsi Riau menimbulkan dampak kabut asap yang sangat pekat. Kabut asap tersebut semakin membahayakan mutu udara dan sangat berpotensi menganggu kesehatan masyarakat, kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Dumai Marjoko Santoso. Mutu udara atau kualitas udara tersebut dapat dilakukan pengukuran zat seperti karbondioksida ( CO2 ), karbonmonoksida ( CO ) dan lain sebagainya dapat diukur dengan gas detector.
"Kami sudah menyurati dinas pendidikan untuk meliburkan pelajar sekolah karena cuaca semakin buruk dan sangat berbahaya bagi kesehatan," terangnya, Selasa. Namun, hingga Selasa ini masih terlihat aktifitas para siswa yang berangkat ke sekolah di tengah tebalnya kabut asap yang sangat pekat dan berbau yang membuat pernafasan terganggu. Mereka kebanyakan mengenakan masker pada wajah mereka.
Dia mengatakan bahwa kualitas udara Dumai mengalami status sangat berbahaya bagi kesehatan lingkungan dengan pengukuran alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) mencapai 776 indeks standar polutan (pollutant standard index/PSI).Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan gas detector untuk mengetahui kadar dari zat yang terdapat pada udara. Masyarakat kota Dumai juga merasakan kabut asap yang melanda wilayahnya menganggu kesehatan mereka, terutama anak-anak.
"Kabut asap pagi ini sangat pekat dan sudah masuk kedalam rumah, jadinya kita yang ada kegiatan diluar sedikit terhambat karena membuat mata perih dan sesak nafas kalau tidak memakai masker," kata Shalihin, warga Jalan Rambutan, Kecamatan Dumai Kota, Selasa.
Oleh sebab itu, ia mempertanyakan kebijakan pemerintah yang sampai saat ini masih dianggap belum berhasil dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di sejumlahwilayah sehingga kabut asap masih bermunculan. Shalihin mengakui, dampak kepungan kabut asap di daerah ini sangat mencemari udara dan tidak baik untuk kesehatan manusia dan lingkungan serta membuat aktivitas warga menjadi tidak nyaman.
"Asap masih saja menyelimuti Dumai, dan kondisi ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, terutama sekali bagi orangtua yang mempunyai bayi dan anak di bawah lima tahun serta ibu hamil dan menyusui," ujarnya menambahkan. Kabut asap yang melanda kota Dumai mengakibatkan jarak pandang warga kebanyakan terbatas hanya mencapai 100 meter.
Kutipan : antara news