
Produsen tekstil melakukan uji toksikologi dan analisis lainnya, menggunakan berbagai metode pengujian NDT, untuk menganalisis bahan berbahaya seperti alergen, logam berat, atau bahkan karsinogen dalam produk mereka.
Beberapa logam beracun seperti kadmium antimon, timbal, kromium, merkuri, seng, dan lainnya dapat berada di serat tekstil alami atau menembus ke dalam tekstil elama proses pencelupan atau terdapat di bahan pelindung yang digunakan untuk menyimpan tekstil.
Spektroskopi getaran telah menjadi metode NDT yang umum digunakan. Metode ini menggunakan interaksi cahaya dengan molekul yang ada di permukaan tekstil sehingga menciptakan getaran khusus yang disebabkan oleh ikatan kimia yang ada dalam bahan.
Getaran ini menghasilkan sidik jari spektral unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahan atau elemen yang ada dalam produk tekstil.
Teknik NDT telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun, dan tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi kekurangan tanpa mempengaruhi peralatan yang diujinya. Metode NDT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode pengujian konvensional, yang paling penting, termasuk pengurangan limbah sampel.
Selain itu, metode pengujian berbasis pencitraan telah memungkinkan desain proses produksi yang optimal, yang menghasilkan kualitas dan kuantitas produk yang lebih baik.
Teknik spektroskopi, seperti spektroskopi Raman dan spektroskopi inframerah reflektansi total terpolarisasi (pol-ATR), umumnya digunakan untuk menganalisis kondisi dan komposisi sutra.
Dalam industri tekstil, umumnya, teknik spektroskopi Raman atau inframerah digunakan untuk mengkarakterisasi tekstil dan kain, dan untuk memeriksa kualitas bahan baku. Dua teknik NDT yang digunakan untuk memahami kondisi dan komposisi sutra adalah spektroskopi sinar-X fluoresensi (XRF) dan inframerah jarak dekat (NIR).